Description:
Namanya Danau Biru begitulah masyarakat Kampung
Sri Pulau Kelurahan Tanjung Palas Kecamatan Dumai Timur
menamakannya. Airnya biru jernih sejuk dan enak dipandang
mata. Terletak di tepian Kampung Sri Pulau sehingga membuat
kawasan ini masih terjaga keasriannya. Bentang luasnya
memang tak layak disebut danau, atau lebih tepatnya disebut
lopak dari lubang galian. Tersebab memang merupakan bekas
galian c yang sudah ditinggalkan.
Diameter dari panjang dan lebarnya lebih kurang dari
10 m hingga 15 meter dengan kedalaman air dalam 2 hingga 3
meter. Untuk rekreasi sebagai pelepas penat setelah berjalan
keliling menikmati suasana alami hijau damai dan kesejukan
kampung 'terselubung' oleh perkebunan sawit adalah menjadi
eksotis dari rahasia kehidupan alam di Kampung Sri Pulau.
Anak-anak kami menghabiskan waktu selama 40 hari di
Kampung Sri Pulau sebagai bentuk pengabdian pendidikan
dan mengenal langsung lingkungan masyarakat. Ada dari
program studi Ekonomi Syariah terdiri dari 7 orang
mahasiswa yaitu Amelia Fibrianti, Bagus Romadani, Cahaya
Purnama Sari Anisa Putri, Putra Rahmi Lovly Sangerta
Robiyatul Adawiyah dan M. Dewi Syafrizal. Sedangkan dari
program studi Pendidikan Agama Islam terdiri dari 6 orang
yaitu Nurahmadanti Aprianto, Yuniarsih Mellini Rahmawati
putri Jodi Pratama dan Maya Soufiya Sari. Kemudian 1 orang
mahasiswa dari program studi Muamalah atas nama Yuzirwan
Nasution.
Sebagai dosen pembimbing yang ditunjuk Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAITF Dumai
maka ini bukan merupakan kedatangan pertama di kampung
ini, tetapi merupakan kali kedua, tapi yang dapat dirasa dari
kampung yang merupakan lahan hibah dari salah seorang
tokoh bernama Alm. Nurdin Islami awalnya untuk 20 kepala
keluarga dari lahan miliknya. Hingga kini kampung ini terus
berkembang. Hanya terkesan terisolasi dari kampungkampung tetangganya.
Oleh sebab itu, kehadiran anak-anak kami mahasiswa
IAITF Dumai di kampung ini mendapat sambutan luar biasa.
Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ditengah
pandemi Covid-19. Tapi kesehatan tetap terjaga dan semangat
juga tetap terjaga.
Hadirnya buku ini menjadi refleksi dari cerita demi
cerita yang membuhul diingatan memori sebagai tapak dari
kehidupan mereka. Sebuah harapan tentulah menjadi cerita
manis untuk diingat dan kelak diceritakan kepada anak dan
cucu bahwa pernah ada pernah sampai dan pernah saling
sapa. Saling kenal saling marah-marahan dan kemudian
merangkul serta menangis saat perpisahan tiba.
Semoga buku ini bisa memberi manfaat terutama dalam
Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga menjadi bahan
pengalaman buat kedepannya. Sebab apa yang tertulis
menembus ruang dan waktu, dan apa yang tertulis akan tetap
tertulis. Bak kata pepatah kuno berbahasa latin mengatakan
Nescit Vox Missa Reverti. Artinya kata yang telah dilontarkan
tidak dapat ditarik kembali. Pepatah kedua Vox Audita Perit,
Litera Scripta Manet. Artinya suara yang terdengar itu hilang,
sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal. Semoga buku ini
bernilai seperti pepatah kedua dalam terus membudayakan
semangat literasi menulis. Apalagi pengalaman adalah buah
dari hasil terindah dari realitas perjalan dan pelajaran hidup
itu sendiri.
URL:
http://repository.iaitfdumai.ac.id/uploads/Buku_Pesona_Kampung_Terbungkus.pdf
Type:
pdf
Document:
E-Book Tafidu Pers
Date:
30-04-2022
Author:
Amelia Fibrianti. dkk